Daerah  

Ada Aroma Suap 600 Juta, Terkait Proyek Peningkatan Ruas Jalan Kromongan Bandara Way Tuba

JAKARTA, OKU TIMUR – Kisruh proyek peningkatan ruas jalan Simpang Keromongan, tepat nya di Kecamatan Martapura Ogan Komering Ulu Timur (OKU) Provinsi Sumatera Selatan. Dimana jalan tersebut penghubung menuju Bandar Udara Gatot Subroto, yang terletak di Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung. Kental dengan nuansa penyuapan.

Dugaan kuat ada nya aroma suap bukan tidak ada alasan dimana sempat beredarnya kuitansi bertuliskan uang sejumlah 600 juta yang diserahkan kuasa hukum pemda kepada mantan kuasa hukum haji Imron dkk. Selaku pemilik lahan yang terkena imbas dari proyek peningkatan ruas jalan Simpang Keromongan di Kecamatan Martapura OKU Timur. Menuai polemik ditengah masyarakat, Senin (18/09/2023).

Masyarakat OKU Timur mulai serius memantau perkembangan kasus ini setelah dilaporkan oleh kordinator Masyarakat Cinta Negeri (AMCN) ke Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) beberapa waktu yang lalu.

Bung Ali selaku kordinator AMCN sekaligus pelapor tunggal kasus ini di KPK RI, saat dihubungi lewat telepon seluler nya mengatakan, tak habis pikir dengan cara Pemkab OKU Timur dalam menyelesaikan tuntutan masyarakat pemilik lahan

“Jangankan masyarakat awam, petugas di KPK sendiri terheran-heran mendengar keterangan bahwa transaksi 600 juta itu tidak disaksikan oleh pihak perkim dan tidak divalidasi BPN, sedangkan dari pihak masyarakat hanya dihadiri kuasa hukum dan tidak melibatkan pemilik lahan,” kata Ali.

Lebih lanjut Ali mengatakan, “Lebih mengherankan lagi hingga saat ini dokumen kepemilikan atas lahan masih berada di tangan masyarakat, dan belum pernah ada akta hibahnya. Lantas 600 juta itu duit apa jadi (?) besar.

Disinggung tentang keadaan kondisi proyek tersebut.

Ali pun mengatakan, “Ya kalau memang proyek ini tidak bermasalah. Pastinya sudah diresmikan oleh Pemkab OKU Timur, dan saya secara pribadi menginginkan agar segera dipanggil oleh KPK para pejabat terkait. Terutama pak Kholid dan pak Danan, selaku Bupati dan Kepala Dinas PUPR yang di era keduanyalah proyek ini pertama kali bergulir,” tutup Bung Ali.

Berdasarkan pantauan awak media, hingga saat ini proyek jalan tersebut masih terhenti dengan kondisi cukup memprihatinkan. Selain menjadi tempat ajang kumpul kawula muda, nampak banyak sampah berserakan di beberapa sudut jalan.(Tim).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *