Semangat Sumpah Pemuda dan Peradaban Baru, WHOOSH Peradaban yang Memanusiakan Waktu dan Jiwa Bangsa Indonesia

oleh -15 Dilihat
oleh

HUD HUD -Jakarta-

Tepat di hari ini, 28 Oktober 2025, kita memperingati 97 tahun Sumpah Pemuda. Sebuah janji suci anak bangsa untuk bertumpah darah satu, berbangsa satu, berbahasa satu, bahasa Indonesia.

Kini, semangat itu hidup kembali dalam bentuk yang baru, Sumpah untuk berinovasi. Sumpah untuk memajukan negeri dengan karya nyata. Sumpah untuk menaklukkan waktu, bukan ditaklukkan olehnya.

Whoosh adalah bukti bahwa Sumpah Pemuda bukan hanya sejarah, tapi energi masa depan.
Bahwa persatuan dan ilmu pengetahuan dapat melahirkan kemajuan yang memuliakan manusia. Bahwa anak bangsa bisa membangun teknologi berkelas dunia tanpa kehilangan jati diri.

Sejak pertama kali beroperasi secara komersial pada Oktober 2023, Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) bukan sekadar proyek infrastruktur. Whoosh adalah peradaban yang memanusiakan manusia Indonesia, dengan waktu sebagai ukuran martabat, dan efisiensi sebagai wujud kemajuan.

Dalam satu tahun beroperasi, setidaknya 9,3 juta jiwa telah diangkut oleh Whoosh hingga pertengahan 2025. Itu berarti setiap hari, kurang lebih 17.000 hingga 25.000 orang memilih teknologi tinggi ini sebagai cara baru untuk menghargai waktu dan hidupnya.

Dulu, perjalanan Jakarta–Bandung butuh 3 jam lebih di jalan tol, sering kali menjadi 5–6 jam karena macet. Kini, hanya 36–44 menit dengan Whoosh.

Artinya:
Dalam setahun, Whoosh telah mengembalikan lebih dari 37 juta jam hidup manusia Indonesia.
Waktu yang dulunya hilang di jalan, kini bisa digunakan untuk bekerja, berkarya, atau sekadar bersama keluarga.

Bayangkan, 37 juta jam itu sama dengan lebih dari 4.200 tahun manusia yang diselamatkan dari kemacetan. Itu bukan sekadar angka ekonomi, itu adalah nilai kemanusiaan.

Manfaat yang Terukur dan Tak Terbantahkan

• Kapasitas manusiawi.
Lebih dari 9 juta perjalanan aman tanpa insiden fatal, sebuah rekor baru dalam sejarah transportasi cepat Indonesia.

• Efisiensi karbon.
Setiap 1 penumpang Whoosh menggantikan ±100 km perjalanan mobil pribadi, menghemat sekitar 0,02 ton CO₂.
Totalnya setara pengurangan 180.000 ton emisi CO₂ dalam setahun menyelamatkan bumi dan udara yang dihirup anak cucu kita.

• Efek ekonomi langsung.
Sektor pariwisata, logistik, dan UMKM di Bandung Raya dan Purwakarta meningkat 20–30%, menurut data Bappeda Jabar dan laporan Bank Indonesia Wilayah Jabar (2025).

Narasi yang Salah Kaprah

Mereka yang menyebut Whoosh sebagai “kerugian” hanya melihat angka investasi, bukan nilai kehidupan. Mereka menghitung uang, tapi lupa menghitung waktu.

Padahal sejatinya, bangsa yang maju bukanlah bangsa yang paling kaya, melainkan bangsa yang paling menghargai waktu dan manusia.

Whoosh bukan tentang Jokowi atau proyek pemerintah.
Ini tentang Indonesia yang menolak jalan di tempat.
Tentang anak-anak bangsa yang tumbuh di era di mana jarak tidak lagi memisahkan, melainkan mempertemukan.

Bagi orang-orang yang berpikir, WHOOSH adalah Peradaban yang Memanusiakan Manusia Indonesia. Ia lahir dari semangat yang sama dengan Sumpah Pemuda: Cinta Tanah Air, Keyakinan pada Diri, dan Keberanian untuk Melangkah Lebih Cepat. Selamat Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2025, Merdeka!

✍🏽 Rival Achmad Labbaika
Ketua Umum
Aliansi Jurnalistik Online Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.