SANGA DESA-Hudhudnews.co,Penerapan hukum di Indonesia memang memungkinkan seseorang yang membela diri atau mempertahankan haknya justru ditetapkan sebagai tersangka. Situasi ini sering kali menimbulkan rasa ketidakadilan di masyarakat. Seperti halnya yang kini menimpa.
Muhammad Pajri (45) seorang ASN di Kecamatan Sanga Desa, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumsel mengakui perbuatannya yang sudah menembak mati pria bernama Rocki Marciana.
Jasad Rocki Marciana kemudian ditemukan di area persawahan tak jauh dari kebun sawit lokasi penembakan di Desa Ngulak III, Kecamatan Sanga Desa, Musi Banyuasin, Sumsel pada Rabu (22/10/2025).
Kini Pajri, Petani sawit dan Anaknya TH ( 16) yang harus terlibat hukum akibat membunuh Roki ( 37) ninja sawit yang sering meresahkan para petani sawit dengan ulahnya mencuri sawit membuat habis kesabaran tersangka sehingga dengan keterpaksaan dan kehilapan terjadinya penembakan terhadap korban yang awalnya sedang melakukan pencurian sawit di kebun tersangka.
Diakui Pajri tindakan itu dilakukannya spontan karena sudah resah akibat ninja sawit yang menjarah buah sawitnya. Pajri sudah beberapa kali memperingati korban jangan mencuri buah sawitnya namun korban yang sudah diberi maaf masih mengulangi aksi pencurian di kebun sawitnya.
“Sudah lebih dari beberapa kali dipergoki korban mencuri di kebun tapi selalu saya maafkan ,” ujarnya, Rabu (29/10/2025).
Puncaknya, Saat Pajri sedang berjaga di kebun sawit milikny dia memergoki korban sedang berupaya mau mencuri buah sawit di kebun miliknya,merasa jengkel dengan spontan pajri melepaskan tembakan pertama kali kepada pelaku dengan mengenai bagian paha korban,setelah itu korban memaki-maki pajri tak tahan mendengar makian korban pajri menembak korban yang kedua kalinya mengenai badan korban.
Dengan menggunakan senapan angin,hingga tiga kali Pajri meletuskan senjata itu sehingga korban meregang nyawa.
Miris, saat hendak membuang jasad korban, Pajri juga mengajak TH (16) yang masih berstatus pelajar sehingga remaja tersebut kini juga harus berhadap dengan hukum.
Pajri mengaku terpaksa mengajak anaknya karena gelisah dan terbebani pikirannya setelah menembak korban. Kemudian berencana membuang jasad korban menjauh dari TKP.
“Karena stres pak, bingung mau diapakan, ” katanya.
Terpisah SY, salah satu tokoh masyarakat yang juga petani sawit sangat berharaf adanya jaminan keamanan bagi para petani sawit, dari kejadian ini bukan tidak mungkin para petani sawit justru yang menjadi korban oleh akibat aksi ninja sawit yang sudah sangat meresahkan, sehingga diharapkan adanya perhatian pemerintah untuk menerapkan aturan yang lebih memberikan rasa aman terhadap para petani sawit agar tidak terulang lagi kejadian main hakim sendiri, akibat tidak adanya tindakan yang tegas bagi ninja sawit.
” kami cuma berharap dari pemerintah memberikan perlindungan bagi kami dengan susah payah kami membuka kebun bukan hanya rugi waktu dan materi namun saat kami melakukan tindakan melindungi diri dan menjaga hak kami justru kami dijadikan tersangka,” Ucapnya
Aksi korban itu pun sudah sangat meresahkan petani sawit disekitarnya hampir keseluruhan petani sawit merasakan ulahnya yang menimbulkan keresahan.”kami mohon pada pemerintah, penegak hukum agar memberikan kami rasa aman dan perlindungan hukum tanpa harus melanggar hukum,” Tutupnya
:Team
 
											




