Daerah  

Klinik Ummi Athayya dan Dinkes diundang DPRD Tubaba.Atas Dugaan Malpraktik 

Tulang Bawang Barat.hudhudnews.co

– Dua puluh tiga hari dimakamkan, bayi malang yang diduga korban mal praktik Klinik Ummi Athayya Tubaba, hingga kini tidak ada rasa empati sedikitpun dari sejumlah pihak.

Dibawah garis kemiskinan, seakan keadilan dan hukum hanya milik kelompok tertentu dan tidak mampu memihak kalangan menengah kebawah.

Meski beberapa kali basa basi terucap dari mulut pemangku kepentingan, baik pihak Dinas Kesehatan maupun Klinik Ummi Athayya Tubaba untuk mengunjungi pihak korban, seakan angin surga semata.

Benar, apa yang telah dikatakan sejumlah anggota DPRD Tubaba bebarapa waktu lalu saat Viralny berita dugaan Mal Praktik Persalinan yang dialami seorang wanita berinisial (Dh), saat mengunjungi rumah korban, rombongan DPRD Tubaba dari Komisi II, sempat menuding pihak Klinik tersebut tidak punya rasa kemanusiaan, lantaran tidak menaruh rasa empati dan duka cita.

BACA JUGA :

*Wakil ketua komisi ll DPRD Tubaba Sebut Klinik Ummi Athaya Tak Punya Rasa Kemanusiaan*

Dikatakan Ketua Komisi II DPRD Tubaba, Sudirwan,S.Sos kepada media pada Selasa (4/4/2023) sekitar pukul 21.00 Wib, bahwa DPRD Tubaba akan mengundang sejumlah pihak terutama Klinik Ummi Athayya Tubaba dan Dinas Kesehatan Tubaba terkait dugaan kasus mal praktik tersebut.

“Beberapa waktu lalu para anggota Komisi 2 DPRD Tubaba sudah mengunjungi rumah pasien yang diduga korban mal praktik oleh Klinik, banyak kejanggalan yang kami terima dari pihak keluarga korban, sementara tidak ada rasa empati sedikitpun dari pihak-pihak terkait. Kasus ini akn segera kami tindak lanjuti” kata Sudirwan,S.Sos melalui sambungan telepon selulernya.

Ketua Komisi II DPRD Tubaba mengagendakan jadwal rapat dengan semua pihak terkait dugaan kasus tersebut dijadwalkan pada Kamis (6/4/2023) di ruang rapat komisi DPRD Tubaba.

“Kamis minggu ini kami rapatkan, Ini harus dituntaskan, pelayanan buruk semacam ini tidak boleh terjadi di Tubaba. Kalau ada rencana Klinik itu mau jadi rumah sakit, kita tinjau dulu, diaudit dulu, jangan cuma main data-data, akan kita proses,” pungkasnya

Dikonfirmasi melalui telepon, pasien (Dh) bersama suaminya (Tr) mengaku hingga kini tidak pernah ada yang mengunjungi seperti yang pernah disampaikan oleh Klinik Ummi Athayya Tubaba melalui Dinas Kesehatan Tubaba.

“Selain rombongan anggota DPRD Tubaba sebelum puasa Ramadhan, tidak ada siapa-siapa yang datang mas, mungkin keadilan dan hukum hanya untuk orang-orang tertentu, kami hanya pasrah kepada Tuhan. Kami hanya orang lemah dan tidak mengerti apa-apa, terima kasih sudah peduli dengan kami mas. Tuhan maha tahu, dan kami yakin akan ada pembalasan” ungkap Dh bersama suaminya melalui sambungan telepon seluler.

Diberitakan sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Tubaba), justru mengklaim pelayanan proses persalinan di Klinik Bersalin Ummi Atthaya sesuai Standar Operasi Prosedur (SOP), meski tidak pernah melakukan investasi kepada pasien langsung.

*BACA JUGA :*

*Dinkes Dan Tim AMP Simpulkan Meninggalnya”pahing”Disebabkan Oleh Sang Ibu*

“Berdasarkan hasil kajian dan survei terhadap mutu pelayanan pasca kejadian kemarin, itu sudah masuk dalam standar SOP. Kita lihat dari perizinan fasilitas kesehatannya sudah sesuai, kemudian kompetensi dokter dan para tenaga kesehatannya sudah lengkap dan SOP yang ada di Klinik Ummi Atthaya sudah sesuai alur,” kata Majril dikonfirmasi wartawan pada, Rabu (29/3/2023).

Diakui Majril, seminggu lalu, Tim Dinkes Sudah melakukan pengkajian dan pengumpulan data telah menggelar rapat dengan Tim Audit Maternal Perinatal (AMP).

Sedangkan, Sekretaris Dinkes Tubaba, Eka Riyana menyampaikan kesimpulan hasil rapat internalnya, bahwa faktor kematian bayi tersebut juga dari sang ibu yang melahirkan yang berusia 37 tahun.

“Terhadap penyebab kematian bayi tersebut, ada banyak latar belakang, Terutama ibunya merupakan penyebab langsung dari kematian anak. Ibu korban sudah berusia 37 tahun, kemudian pemeriksaan kehamilannya tidak lengkap, tidak sampai enam kali” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Tubaba Eka Riana.

Sekretaris Dinas Kesehatan Tubaba tersebut ditanyakan soal pihak Klinik yang enggan peduli atas kematian bayi yang dilakukan tindakan persalinannya di Klinik Ummi Athayya Tubaba, mengatakan bahwa hal tersebut bukan tanggungjawab tempat pelayanan kesehatan sebelumnya.

“Mungkin miskomunikasi saja, Kalau sistem rujukan, ketika objek yang dirujuk sudah sampai ditempat yang dirujuk, pelayanannya sudah menjadi kewenangan dari tempat yang dirujuk. Kami juga sudah menghimbau kepada Klinik Ummi Athayya untuk menengok keluarga korban, paling tidak ada rasa empati. Karena ini berkaitan dengan musibah dan pihak Klinik juga telah bersedia.” pungkasnya.

(Santoso)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *