TULANGBAWANG BARAT-hudhudnews.co
Buntut dari dugaan malpraktik di Klinik Ummi Atthaya, Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) makin memanjang.
Pasalnya, ayah korban, Turoh (45) menyebut dirinya mendapatkan ancaman serta intimidasi dari pihak Klinik Ummi Athayya setelah memberikan keterangan di media.
“Jadi gini pak, kemarin sore saya nganter istri saya kontrol di klinik, dokter Tanti bilang gini sama saya, bapak ini seolah-olah mojokin saya, kenapa bapak ngomong sama wartawan sampai wartawan datang kesini. Bapak ini bisa di tuntut dan naik ke atasan, ibu sama bapak bisa dipanggil , sebab sudah mencemarkan nama Ummi Athayya,” ujar Turoh saat dikonfirmasi wartawan usai menerima kedatangan anggota DPRD Tubaba pada beberapa hari lalu. Tepatnya Selasa, (21/3/2023).
Lanjut Turoh, pihak Klinik juga mengatakan bahwa memberikan keterangan kepada media adalah suatu kesalahan dan dapat merugikan.
” Bapak itu ngomong sama wartawan tidak dapat untung, yang dapat untung itu malah wartawan. Justru bapak merugikan diri sendiri,” kata Turoh menirukan suara dr. Tanti.
Menanggapi itu, Turoh pun menjawab pernyataan Klinik Ummi Athayya.
” Kalau masalah wartawan saya tidak tau bu, saya kebingungan mikirin anak saya meninggal,” kata dia.
Turoh berharap kedatangan anggota DPRD Tubaba, khususnya Komisi ll dapat memberikan jalan terbaik atas kasus kematian anaknya.
” Kami berharap dapat keadilan dari bapak-bapak anggota DPRD Tubaba,” harapnya.
Mendengar hal tersebut, anggota Komisi ll DPRD Tubaba merasa geram. Dan menyayangkan sikap Klinik Ummi Athayya.
Menurut Wakil Ketua Komisi ll, Sugito, perilaku menakut-nakuti yang dilakukan Klinik Ummi Athayya perlu diklarifikasi dengan jelas. Maksud dan tujuannya.
“Nah itu tidak boleh rumah sakit intervensi keluarga korban ,setelah kami mendengar penjelasan orang tua korban sangat tidak benar klinik itu. Perlu di klarifikasi kenapa kok klinik mau nuntut sama pihak yang kena musibah, saya lihat juga pihak klinik ini tidak punya rasa kemanusiaan ,sampai bayinya meninggal ya tidak melihat sama sekali, bahkan mau nuntut orang tua korban itu salah besar,” tegasnya.
Sementara itu, anggota komisi ll, Muamil menyebut Klinik Ummi Athayya mesti memberikan rasa peduli kepada pihak orang tua korban yang tertimpa musibah.
“Kami mendengarkan langsung cerita dari orang tua korban terkait kelahiran ini, sepertinya ada kejanggalan. Tali pusarnya putus, kemudian membengkak, kelaminnya luka, mulutnya memerah. Dan itu terjadi sejak di Klinik Ummi Athayya. Kemudian dengan adanya pemberitaan dugaan malpraktik nanti kami akan musyawarahkan di kantor DPRD terkait ini, nanti kita akan tindaklanjuti dengan pihak dinas kesehatan dan klinik yang bersangkutan dalam waktu dekat ini. Atas kejadian ini, pihak klinik harus ada rasa tanggungjawab, rasa kemanusiaan terhadap korban. Kita berharap kedepannya tidak ada lagi kejadian seperti ini,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan anggota komisi ll DPRD Tubaba, Arif Bandarsyah, menurutnya persoalan ini mesti ditelusuri sampai tuntas.
“Kalau melihat dari apa yang di sampaikan saiful musibah ,itu banyak sekali kejanggalan ,seperti dada nya membiru dan kelamin membengkak,apa lagi ibu korban tau persis kalau tali puser nya putus,nanti kita juga akan berkordinasi dengan kawan-kawan untuk segera menindaklanjuti persoalan ini,” pungkasnya.
Sampai berita ini ditayangkan, Klinik Ummi Athayya belum bisa dikonfirmasi dan memberikan pernyataan.
Humas Klinik Ummi Athayya, Asep mengatakan sedang menunggu perintah dari pihak manajemen.
” Maaf saya tidak punya wewenang untuk menjawab. Nanti saya sampaikan ke manajemen,” pungkasnya. (San)