Wali Murid Keluhkan Kinerja Oknum Guru SDN 3 Way Kenanga

 

 

PANARAGAN hudhudnews.co – Profesi Guru sebagai pemangku dalam mencetak generasi bangsa yang bermutu, tentu sangat diharapkan wali murid sebagai orangtua yang dapat mengajar mengarahkan, membimbing, serta melatih anak-anak untuk mencapai ke jenjang dewasa.

Namun sangat disayangkan yang terjadi di sekolah dasar (SD) 03 Kecamatan Way Kenanga Tiyuh Mercu Buana tidak selaras dengan beberapa program Bupati Tulang Bawang Barat (Tubaba) dalam mencerdaskan anak bangsa. Menurut keterangan yang dihimpun dari beberapa wali murid salah satu Oknum guru di anggap tidak mengajar sesuai sebagai pengajar.

Dikatakan (SR) wali murid salah satu guru inisial (AWE) menerapkan sanksi hukuman dengan orientasi uang.

“Anak saya didenda Rp.5000 karena tidak membawa buku cetak dengan alasan uang denda untuk beli perlengkapan kelas tapi uangnya tidak saya kasih. Bukan masalah uangnya mas tapi apa itu hukuman yang pas untuk anak saya yang masih SD agar menjadi disiplin, bukannya seharusnya anak di umur segitu tidak diperbolehkan menerima uang dengan nominal banyak”Ujarnya.

Lebih lanjut SR menceritakan perihal penerima vaksin bagi anaknya yang mempunyai riwayat sakit (Step) pernah berniat untuk menemui (AWE) namun guru tersebut acuh.

“Saat penerimaan vaksin untuk anak SD saya ke sekolah untuk menjelaskan kondisi anak saya namun wali muridnya acuh malah dewan guru lain yang mengarahkan untuk langsung ke kepala sekolah” tuturnya.

Hal senada dikatakan (DS) anaknya juga dikenakan sanksi yang sama.

“Ia benar anak saya juga dikenakan denda yang sama namun tidak saya kasih juga, saat saya ingin menanyakan perihal denda itu, wali kelas itu malah berbicara saya tidak peduli anak presiden jendral atau siapa pun harus patuh dengan peraturan yang dia buat, apakah itu hal yang benar dilakukan guru mas” ucapnya.

Dirinya menambahkan, sangat disayangkan dengan keputusan wali murid memindahkan anaknya ke bangku belakang dengan alasan badannya besar padahal anak perempuan tersebut ada masalah di bagian matanya.

“Jadi anak saya yang mempunyai masalah dengan mata yang tadinya di bangku ke depan, ini malah di taruh ke bangku belakang padahal anak saya ada masalah rabun di matanya. Dengan keputusan itu juga nilai anak saya menjadi turun yang biasanya 100 sekarang menurun drastis karena duduk di belakang silau kata anak saya”Urainya.

Dirinya berharap kepada instansi terkait untuk menindak lanjuti apakah hal itu baik tentang orientasi uang yang diterapkan dan khususnya untuk pemindahan anaknya ke bangku belakang.

Hingga berita ini di publish pihak sekolah dan Wali Klas terkait belum di konfirmasi.

Pewarta: (Tim SMSI)
Editor : Sayuti

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *